Tuesday, June 26, 2012

Divergent

Judul : Divergent
Karya : Veronica Roth
Tebal : 540 hlmn
Penerbit Indonesia : PT. Mizan Pustaka
My rate :    

Novel pertama dari Trilogy Fantasi Divergent ini bercerita tentang masa depan setelah terjadinya perang nuklir, dimana kelompok masyarakatnya terbagi dalam 5 faksi sesuai dengan sifat dasar mereka. Candor (Kejujuran), Dauntless (Pemberani), Erudite (Kepintaran), Amity (Cinta Damai), dan Abnegation (Tanpa Pamrih). Setiap faksi mempunyai tugasnya masing-masing. Faksi-faksi itu dibentuk untuk mencegah terulangnya perang terjadi lagi.
 "Mereka semua berjalan sambil tidur. Aku berusaha mengejar barisan peserta inisiasi itu, lalu kucoba menyamakan langkahku seperti mereka. Sekarang, aku tahu siapa pemimpin Dauntless karena hanya merekalah yang benar-benar terjaga.

Ya memang, bukan mereka satu-satunya. Aku juga terbangun karena aku seorang Divergent."
 Tetapi yang terjadi malah sebaliknya, faksi erudite merencanakan pemusnahan faksi Abnegation yang mengurusi pemerintahan dengan memperalat faksi Dauntless. Beatrice sebagai tokoh utama dalam cerita ini memilih meninggalkan faksi Abnegation untuk beralih ke Faksi Dauntless. Tapi kemudian dia berusaha menyelamatkan faksi asalnya dari pemusnahan dengan melawan faksi pilihannya sendiri.

Novel ini merupakan novel fantasi kedua yang kubaca setelah Trilogy Hunger Games.  Meskipun memang cerita fantasi tapi menurutku imajinasi cerita sepertinya akan sulit terjadi di dunia nyata . Kenapa harus mengelompokkan manusia dalam faksi-faksi seperti di atas??. Selain susah  mengkalsifikasikannya menurutku konfliknya juga akan lebih besar dengan mengklasifikasikan seseorang dalam faksi. Padahal dari tujuan didirikannya faksi adalah untuk mencegah terjadinya perang kembali. 

Meskipun begitu novel ini menarik untuk dibaca. Tak susah untuk mengimajinasikan jalan ceritanya. Perjuangan Beatrice selama masa inisiasi di Dauntless juga cukup menegangkan. Menarik untuk menunggu kelanjutan ceritanya. So, which faction are you??



Sunday, June 24, 2012

The Geography of Bliss

Judul : The Geography of Bliss
Karya : Eric Weiner
Tebal : 512 hlmn 
Penerbit Indonesia : Qanita (PT. Mizan Pustaka)

Berpetualang ke beberapa negara sambil melakukan observasi mengenai tingkat kebahagian negara tersebut?? Seru juga kali ya. Itulah yang dilakukan oleh seorang penggerutu, Eric Weiner, mengunjungi negara-negara yang memiliki tingkat kebahagiaan diatas rata-rata.

Dimulai dari negeri Belanda yang terkenal dengan ketoleransiannya yang tinggi terutama terhadap narkoba ringan dan prostitusi. Yup kedua hal itu legal di Belanda. Bahkan mereka mentoleransi ketidak toleransian. Hmmm... Bingung kan?? He3x

Berlanjut ke Swiss, negara yang berdasarkan penelitian selalu menempati peringkat tinggi negara yang bahagia. Citra Swiss sebagai negara yang makmur, bersih, teratur telah terkenal secara luas. Masyarakat Swiss yang efektif dan efisien juga bisa tergambar dari produk-produknya seperti pisau swiss army dan jam tangan. Jam tangan dipergelangan tanganku yang ntah kw berapa juga ada label swissnya (jadi malu ;).

Dan masih banyak lagi negara yang dikunjunginya berkaitan dengan kebahagiaan yang kita bisa pahami. Bagaimana negara kecil di kaki gunung Himalaya, Bhutan, bisa bahagia. Padahal jalan beraspalnya hanya beberapa km saja. Qatar dengan kemakmurannya yang berlimpah, bahkan bagi masyarakat Qatar tidak perlu diraih dengan kerja keras karena semua kebutuhan telah tercukupi. Ada istilah pekerja hantu buat mereka, mereka terdaptar bekerja di suatu perusahaan tetapi yang sebenarnya mereka tidak bekerja. Mereka digaji untuk tidak bekerja, enaknya....

Di dalam buku ini juga banyak di selingi dengan filsafat-filsafat mengenai kebahagian sedikit humor khas yang membuat buku ini terkadang serius dan kemudian membuat kita tersenyum. Setelah selesai membaca buku ini tanyakan ke diri kita sendiri apakah kita bahagia? Berapa sekalanya dari 1-10??. Kalau aku sih sepertinya di skala 7. Aku akan merasa lebih bahagia bila sudah bisa berkumpul dengan keluarga kecilku. Untuk selanjutnya?? Ntahlah, standar kebahagian kita selalu berubah-ubah sesuai dengan pencapaian standar sebelumnya. So, tetaplah selalu mengejar kebahagiaanmu tapi jangan lupa bersyukur pada kebahagiaan yang telah kamu capai.



 My rate :
 

Sunday, March 4, 2012

Anak Sejuta Bintang

Sebelum membaca buku ini satu pikiran yang ku buang jauh-jauh adalah bahwa novel ini bukan menceritakan tentang Aburizal Bakrie. Novel ini adalah novel fiksi. Koq bisa gitu? Yah karena ku agak kurang suka dengan beliau, he3x. Lha kalau gak suka trus kenapa dibeli novelnya? Biasa kesalahanku, gak cari tau dulu apa isi bukunya. Cuma liat cover dan judulnya serta testimoni di belakang buku dari salah satu pakar pendidikan yang menyatakan kalau novel ini menarik.

Ternyata eh ternyata aku merasa tertipu setelah belakangan tau isi novelnya. Andaikan ada keterangan sedikit saja di covernya yang menyatakan kalau novel itu diadaptasi dari masa kecil Ical dengan sangat yakin ku gak akan membelinya. *Kejam banget :P

Awalnya sih dah males bacanya, tapi sayang dah dibeli kok gak dibaca. Akhirnya ku baca juga dengan sistem baca cepat. Membaca bagian dialognya aja tanpa kehilangan jalan cerita. Biasa aja menurutku, tidak ada cerita yang benar-benar menggugah.


Judul : Anak Sejuta Bintang
Karya : Akmal Nasery Basral
Tebal : 405 hlmn
Penerbit Indonesia : Expose

Mengambil cerita masa kecil Ical selama di TK hingga SD, novel ini seolah-olah ingin menggambarkan sosok Ical yang pintar, baik hati, dan tidak sombong (serta mungkin rajin menabung ;). Tetapi seperti yang telah ku sampaikan di atas, tidak ada cerita yang cukup menggugah. Mungkin juga salah satunya dikarenakan latar belakang keluarganya yang cukup berada, mengambil istilah penulis 'Kaya dari sononya'. Segala kebutuhannya telah tercukupi tinggal bagaimana menjalani hidup. Berbeda mungkin kalau ceritanya beliau memulai semuanya dari nol, hidup miskin dengan segala kesusahan hingga akhirnya mencapai kesuksesan.

My Rate :

Saturday, March 3, 2012

First Time on the Train


Judul Foto : First Time on The Train
Kamera : Blackberry, 3.2 MP
Tanggal : 23-01-2012
Lokasi : Bandung
Keterangan : Foto ini ku ambil saat liburan di Bulan Januari lalu. Hilma yang tak lain adalah anakku begitu antusias menikmati pengalaman pertamanya berada di atas kereta api.